Selasa, 16 April 2013

Tugas 1 Sejarah Indonesia VI Prolog G 30 S

Tugas 1            : Prolog G 30 S
PKI merupakan partai komunis yang terbesar di seluruh dunia, di luar Tiongkok dan Uni Soviet. Anggotanya berjumlah sekitar 3,5 juta, ditambah 3 juta dari pergerakan pemudanya. PKI juga mengontrol pergerakan serikat buruh yang mempunyai 3,5 juta anggota dan pergerakan petani Barisan Tani Indonesia yang mempunyai 9 juta anggota. Termasuk pergerakan wanita (Gerwani), organisasi penulis dan artis dan pergerakan sarjananya, PKI mempunyai lebih dari 20 juta anggota dan pendukung.
·         Peristiwa kendeng lembu, Genteng, Banyuwangi
Paa tanggal 13 juli 1961, seorang anggota Sarbupri/PKI yaitu Ilyas Masikin ditangkap oleh polisi karena tindak kriminal. Buruh perkebunan kemudian melakukan aksi demonstrasi agar Ilyas dibebaskan. Namun setelah dibebaskan, Ilyas Masiki memimpin kembali demonstrasi ke kantoe olisi sambil mengejek polisi sambil mengejek polisi yang menangkapnya dan menghina pemimpin perkebunan.
·        Peristiwa Dampar, Mojang/Jember
Pada tanggal 15 juli 1961, 1000 massa Sarbupri/PKI dipimpin mandor Miskari mendatangi Sukotjo pemimipin Perkebunan Karet Dampar. Mereka mengajukan tuntutan kenaikan upah, ang harus dijawab itu juga. Tapi Sukotjo tidak menghiraukannya, kemudian massa menyeret Sukotjo ke lapangan tenis, dijemur ditengah apangan sambil dikerumuni. Massa beramai-ramai meniupkan asap rokok kewajah Sukotjo sambil mencaci maki. Sukotjo dipaksa menandatangani persetujuan terhadap tuntutan mereka.
·         Peristiwa GAS di Peneleh Surabaya/Surabaya
Gerakan Anti Soekarno (GAS) aalah istilah yang digunakan PKI Surabaya untuk memfitnah tokoh lawan politiknya Gatot Gunawan bekas pimpinan PSI Surabaya. Pada tanggal 8 November 1963 Gatot Gnawan menyantuni gelandangan di gubuk-gubuk di pinggir kaliPeneleh. Perbuatan itu rupaya diketahui oleh orang-orag PKI dan dia dituduh menghasut orang gelandangan. Akhirnya, ia dibawa ke kantor polisi Bubutan sambil dipukuli sepanjang jalan.
·         Peristiwa Aksi Sepihak di Bali 8 Januari 1965
Pan Tablem pemilik tanah didaerah Buleleng, ingin menggarap tanahnya sendiri yang saat itu digarapkan kepada Wayan Wanci anggota BTI.S atas keputusan Bupati Buleleng, tanah itu harus diserahkan kmbali kepada Pan Tablem. Namun, Wawan Wanci melaan keputusan Bupati itu, dan melakukan aksi protes.pada tanggal 8 Januari 1965 Wawan Wanci dengan bantuan 250 anggota BTI menggarp kembali tanah tersebut, dan bahkan merusak rumah Pan Tablem.
·         Peristiwa Bandar Betsy
Peristiw ini terjadi di Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Karet IX, Pematang Siantar. Massa BTI secara liar menyerobot tanah milik PPN. Untuk menertipkan penyerobotan itu, pihak PPN berusaha membersihkan tanaman yang menyerobot tanah mereka dengan troktor. Namun traktornya terbenam dan mogok.  Pemnantu Letnan Dua (Pelda) Sudjono, petugas PPN berusaha mengeluarkan traktor yang terbenam dan memperingatkan massa untuk menghentikan penenaman liar. Perinatan itu tidak dihiraukan, bahkan massa memperlihatkan sikap menantang. Pelda Sudjono dikeroyok oleh sekitar 200 orang massa. Pelda Sudjono berusaha membela diri, tetapi ia dihantam dengan linggis dan dicangkul kepalanya hingga gugur di tempat.
·         Dari hasil introgasi yang diajukan kepada ex-Letkol Untung bahwa yang mendalangi atau yang berad di belakang gerakan 30 September adalah PKI dan hal ini semakin diperkuat oleh introgasi terhadap ex-perwira ABRI yang ikut dalam G30S.
·         Dalam rapat tangga 6 September 1965 dirumah kapten Wahyudi, Komandan Batalyon Pertahanan Udara seorang yang akan direkrut PKI, Sjam Kamaruzaman berbicara lain tentang sakitnya Presiden dan Dewan Jendral. Pertemuan ini disepakati untuk mengambil tindakan pencegahan terhadap Dewan Jendral.
·         Dalam rapat tanggal 9 September 1965 jam 17.00 di rumah ex-Kolonel Latief, dibahas bahwa gerakan akan dilakukan serentak untuk menunjukan bahwa PKI itu kuat. Selain itu mengorganisasi kekuatan-kekuatan yang ada di jakarta yang digunakan untuk menyokong gerakan. Pembahasan tentang kekuatan untuk menyokong gerakan dibahas juga pada rapat-rapat selanjutnya, yaitu pada tanggal 13, 15 dan 17 September 1965.
·         Kaksian Sjam Kamaruzaman pada peridangan bulan september 1966, dalam rapat tanggal 13 September 1966, di rumah ex-Kolonel Latief di Cawang, dibahasrencana gerakan secara matang. Saat itu ia membuat daftar targt. Pada daftar semula, disamping enam Jendral yang akan diculik, terdapat nama-nama antara lain mantan wakil Presiden Moh. Hatta, Deputi Perdana Menteri III Dr. Chairul Shaleh dan mantan Kepala Intelegen Brigjen Sukendro. Tetapi Aidit waktu itu menghapus nama Chairul Shaleh dan Muh. Hatta, karena ia menginginkan aksi ini mengesankan sebatas pada Angkatan Darat. Sedangkan Sukendro lolos dari penculikan , disebabkan keikut sertaannya sebagai seorang dilegasi Indonesia pada peringatan Hari Kemerdekaan Cina pada tanggal 1 Oktober 1965. Sjam juga mengatakan bahwa dirinya dan Aidit telah menyiapkan satu kekuatan yang dinamakan Gerakan 30 September, beserta daftar orang-orang yang akan ditunjuk bagi dewan revolusi baru sesuai dengan rencana gerakan yang telah ditetapkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar