Rabu, 17 April 2013

Tugas 3 Sejarah Indonesia VI "Perbandingan Pemberontakan PKI 1926/1927, 1948, 1965



Tugas 3            : Bandingkan Persamaan dan Perbedaan Pemberontakan PKI 1926/1927, 1948, 1965

Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah partai politik di Indonesia yang berideologi komunis. Dalam sejarahnya, PKI pernah berusaha melakukan pemberontakan melawan pemerintah kolonial Belanda pada 1926, mendalangi pemberontakan PKI Madiun pada tahun 1948, serta dituduh membunuh 6 jenderal TNI AD di Jakarta pada tanggal 30 September 1965 yang di kenal dengan peristiwa G30S/PKI.
a.      Pemberontakan 1926/1927
Terjadinya pemberontakan ini merupakan hasil pokok dari rapat pertemuan tokoh-tokoh PKI pada bulan Desember 1925 di Prambanan, bahwa akan melakukan aksi pemberontakan pada bulan Juli 1926, dengan terlebih dulu diawali dengan aksi-aksi pemogokan yang akan diorganisir PKI. Namun gelagat akan terjadinya pemberontakan di Sumatera Barat oleh PKI, terlebih dulu tercium oleh Pemerintah kolonial Belanda. Oleh karena itu, pemerintah kolonial Belanda segera bertindak melakukan penangkapan terhadap pemimpin-pemimpin PKI di Sumatera Barat. Said Ali, Idrus, Sarun, Yusup Gelar Radjo Kacik, Datuk Bagindo Ratu dan Haji Baharuddin pada akhir tahun 1926, kemudian ditangkap dan dijebloskan ke penjara dengan tuduhan hendak melakukan pemberontakan.
Sekalipun para pemimpin PKI Sumatera Barat telah banyak yang ditangkap dan dipenjarakan, akan tetapi pada akhirnya pemberontakan tetap meletus juga. Pemberontakan tersebut pecah sekitar pukul 00.00 dinihari tanggal satu Januari 1927.
b.      Pemberontakan 1948
akibat dari Perundingan Renville yang dianggap menguntungkan Belanda menyebabkan Kabinet Amir Syarifeddin diganti dengan kabinet Moh. Hatta. Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang dibentuk Amir Syarifuddin, bergabung dengan PKI ingin merebut kekuasaan yang dipimpin oleh Soekarno-Hatta, untuk  meruntuhkan negara RI dan menggantinya dengan negara komunis. Beberapa aksi yang dijalankan diantaranya dengan melancarkan propaganda anti-pemerintah, mengadakan demonstrasi-demonstrasi, pemogokan, menculik dan membunuh lawan-lawan politik, serta menggerakkan kerusuhan dibeberapa tempat.
c.      Pemberontakan 1965
Yang terjadi pada 30 September s/d 1 Oktober 1965 tentu tidak bisa dilepaskan dari rangkaian peristiwa sebelumnya. Secara internasional, pada masa itu terjadi perang dingin antara blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat dan blok Timur di bawah Uni Soviet. AS yang berperang di Vietnam tidak ingin Indonesia jatuh ke tangan komunis. Di dalam negeri, kekuatan politik saat itu mengerucut kepada tiga unsur, yakni Presiden Soekarno, Angkatan Darat, dan PKI. Pada tingkat masyarakat telah timbul konflik horizontal antara kelompok kiri dan kalangan Islam (terutama yang memiliki tanah luas) dalam kasus landreform yang ditegakkan melalui ‘aksi sepihak’ PKI dan BTI. Di kalangan seniman juga terjadi polemik keras antara kubu Lekra dan kelompok Manifesto Kebudayaan (Manikebu). Konflik-konflik itu diperparah dengan situasi ekonomi yang sulit dan musim kering berkepanjangan yang menyebabkan gagalnya banyak panen petani. Barang kebutuhan sehari-hari menjadi langka.
Situasi yang panas itu semakin runcing dengan isu dewan jenderal, dokumen Gilchrist, dan rumor sakitnya Presiden Soekarno. Maka, meletuslah Gerakan 30 September yang dapat ditumpas dalam satu-dua hari. Tetapi, persoalannya tidak berhenti sampai di situ karena peristiwa tersebut menyebabkan  Mayjen Soeharto, figur yang paling diuntungkan dari semua peristiwa itu, naik ke puncak kekuasaan.
Persamaan :
·         Pemberontakan karena ingin mengubah Indonesia menjadi negara Komunis
·         Dari pemberontakan banyak korban yang berjatuhan
·         Target dari pemberontakan merupakan orang-orang penting
·         Para pemimpin pemberontakan berhasil ditangkap dan diadili
·         Penumpasan pemberontakan tidak memerlukan waktu lama
Perbedaan :
·         Tahun, tempat, pemimpin pemberontakan berbeda
·         Pendukung PKI pada tahun 1926 dan 1948 adalah Uni Soviet sedangkan pada tahun 1965 China
·         Pemberontakan 1926/1927 melawan pemerintah Hindia Belanda sedangkan 1948 dan 1965 melawan pemerintah Indonesia
·         Pada pemberontakan 1926/1927 PKI didukung oleh golongan islam (para kiai), tetapi pada tahun 1948 dan 1965 para kiai dianggap setan desa
·         Pada pemberontakan 1926/1927 dan 1948 pemerintah Hindia Belanda dan pimpinan Indonesia menindak tegas peristiwa pemberontakan tersebut, namun pada pemberontakan 1965 pimpinan Indonesia(presiden Soekarno) seperti terlibat karena tidak melakukan apa-apa.
Sumber :
4.      Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, M.C Ricklefs
5.      Sejarah Nasional Indonesia V, Marwati Djoned Poesponegoro, Nugroho Notosusanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar