Tugas 3 : Bandingkan Persamaan dan Perbedaan
Pemberontakan PKI 1926/1927, 1948, 1965
Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah partai politik di Indonesia yang berideologi komunis. Dalam sejarahnya, PKI pernah berusaha melakukan pemberontakan melawan pemerintah
kolonial Belanda pada 1926,
mendalangi pemberontakan PKI Madiun pada tahun 1948, serta dituduh
membunuh 6 jenderal TNI AD di Jakarta pada tanggal 30 September 1965 yang di
kenal dengan peristiwa G30S/PKI.
a. Pemberontakan 1926/1927
Terjadinya
pemberontakan ini merupakan hasil pokok dari rapat pertemuan tokoh-tokoh PKI
pada bulan Desember 1925 di Prambanan, bahwa akan melakukan aksi pemberontakan
pada bulan Juli 1926, dengan terlebih dulu diawali dengan aksi-aksi pemogokan
yang akan diorganisir PKI. Namun gelagat akan terjadinya pemberontakan di
Sumatera Barat oleh PKI, terlebih dulu tercium oleh Pemerintah kolonial
Belanda. Oleh karena itu, pemerintah kolonial Belanda segera bertindak
melakukan penangkapan terhadap pemimpin-pemimpin PKI di Sumatera Barat. Said
Ali, Idrus, Sarun, Yusup Gelar Radjo Kacik, Datuk Bagindo Ratu dan Haji
Baharuddin pada akhir tahun 1926, kemudian ditangkap dan dijebloskan ke penjara
dengan tuduhan hendak melakukan pemberontakan.
Sekalipun para
pemimpin PKI Sumatera Barat telah banyak yang ditangkap dan dipenjarakan, akan
tetapi pada akhirnya pemberontakan tetap meletus juga. Pemberontakan tersebut
pecah sekitar pukul 00.00 dinihari tanggal satu Januari 1927.
b. Pemberontakan 1948
akibat dari Perundingan
Renville yang dianggap menguntungkan Belanda menyebabkan Kabinet Amir
Syarifeddin diganti dengan kabinet Moh. Hatta. Front Demokrasi Rakyat (FDR)
yang dibentuk Amir Syarifuddin, bergabung dengan PKI ingin merebut kekuasaan
yang dipimpin oleh Soekarno-Hatta, untuk meruntuhkan negara RI dan
menggantinya dengan negara komunis. Beberapa aksi yang dijalankan diantaranya
dengan melancarkan propaganda anti-pemerintah, mengadakan
demonstrasi-demonstrasi, pemogokan, menculik dan membunuh lawan-lawan politik,
serta menggerakkan kerusuhan dibeberapa tempat.
c. Pemberontakan 1965
Yang terjadi pada
30 September s/d 1 Oktober 1965 tentu tidak bisa dilepaskan dari rangkaian
peristiwa sebelumnya. Secara internasional, pada masa itu terjadi perang dingin
antara blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat dan blok Timur di bawah Uni
Soviet. AS yang berperang di Vietnam tidak ingin Indonesia jatuh ke tangan
komunis. Di dalam negeri, kekuatan politik saat itu mengerucut kepada tiga
unsur, yakni Presiden Soekarno, Angkatan Darat, dan PKI. Pada tingkat
masyarakat telah timbul konflik horizontal antara kelompok kiri dan kalangan
Islam (terutama yang memiliki tanah luas) dalam kasus landreform yang
ditegakkan melalui ‘aksi sepihak’ PKI dan BTI. Di kalangan seniman juga terjadi
polemik keras antara kubu Lekra dan kelompok Manifesto Kebudayaan (Manikebu).
Konflik-konflik itu diperparah dengan situasi ekonomi yang sulit dan musim
kering berkepanjangan yang menyebabkan gagalnya banyak panen petani. Barang
kebutuhan sehari-hari menjadi langka.
Situasi yang panas
itu semakin runcing dengan isu dewan jenderal, dokumen Gilchrist, dan rumor
sakitnya Presiden Soekarno. Maka, meletuslah Gerakan 30 September yang dapat
ditumpas dalam satu-dua hari. Tetapi, persoalannya tidak berhenti sampai di
situ karena peristiwa tersebut menyebabkan Mayjen Soeharto, figur yang
paling diuntungkan dari semua peristiwa itu, naik ke puncak kekuasaan.
Persamaan :
·
Pemberontakan karena ingin mengubah Indonesia menjadi negara
Komunis
·
Dari pemberontakan banyak korban yang berjatuhan
·
Target dari pemberontakan merupakan orang-orang penting
·
Para pemimpin pemberontakan berhasil ditangkap dan diadili
·
Penumpasan pemberontakan tidak memerlukan waktu lama
Perbedaan :
·
Tahun, tempat, pemimpin pemberontakan berbeda
·
Pendukung PKI pada tahun 1926 dan 1948 adalah Uni Soviet
sedangkan pada tahun 1965 China
·
Pemberontakan 1926/1927 melawan pemerintah Hindia Belanda
sedangkan 1948 dan 1965 melawan pemerintah Indonesia
·
Pada pemberontakan 1926/1927 PKI didukung oleh golongan
islam (para kiai), tetapi pada tahun 1948 dan 1965 para kiai dianggap setan
desa
·
Pada pemberontakan 1926/1927 dan 1948 pemerintah Hindia Belanda
dan pimpinan Indonesia menindak tegas peristiwa pemberontakan tersebut, namun
pada pemberontakan 1965 pimpinan Indonesia(presiden Soekarno) seperti terlibat
karena tidak melakukan apa-apa.
Sumber :
4.
Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, M.C Ricklefs
5. Sejarah Nasional Indonesia V,
Marwati Djoned Poesponegoro, Nugroho Notosusanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar